Buat SMA, Gaya dan Model Pelaksanaan Debat 2008

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Rabu, 27 Februari 2008 17:22:50 Klik: 4469
Klik untuk melihat foto lainnya...
ACT (Association Critical Thingking) selaku panitia teknis pelaksanaan ISDC (Indonesian Schools Debating Championship) 2008, telah menyusun struktur dan mekanisme Lomba Debat Tingkat Nasional. Kompetisi dibagi dalam dua tahap, yaitu National Round dan Washington Round.

Ketua pelaksana ISDC, Santi Nuri Dharmawan menjelaskan, sebelum melaju pada tahap National dan Washington Round, peserta terlebih dahulu mengikuti seminar, eksebisi, dan workshop. Dalam seminar disampaikan informasi tentang sistem debat yang digunakan dalam pertandingan, proses penilaian, serta elemen-elemen penting yang harus diketahui sebelum berdebat.

 Kemudian peserta diberi gambaran dalam mendefinisikan topik yang diperdebatkan, agar dapat mengkonstruksikan argumen melalui fakta dan contoh studi kasus berkaitan dengan isu-isu aktual. Peserta juga dilatih agar memiliki kemampuan public speaking.

 “Peserta dimotivasi untuk berani dalam mengeluarkan pendapat. Mereka dituntut untuk berbicara secara jelas dan terstruktur dengan berbagai variasi gaya bicara, sehingga terlihat lebih menarik.” Jelas Santi.

Dalam eksibisi debat, siswa dipertontonkan contoh debat yang dilakukan oleh alumni-alumni ISDC. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran pada peserta tentang proses berjalannya debat. Kemudian dilanjutkan dengan workshop oleh mentor atau instruktur masing-masing tim. Dalam workshop peserta diberi kesempatan untuk bertanya lebih banyak pada mentor. Kegiatan workshop ini lebih bersifat seperti diskusi. Para mentor dituntut untuk dapat memfasilitasi peserta dengan melatih serta mengevaluasi proses membuat sebuah kasus dan argumen.

National Round dan Washington Round

Pada tahap National Round kompetisi debat dibagi dalam dua babak, yaitu babak penyisihan (Preliminary Rounds) dan babak eliminasi (Octo – Final Rounds). Pada babak penyisihan, seluruh tim diberi kesempatan untuk berdebat sebanyak lima ronde. Hasil dari lima ronde debat akan dipilih 16 tim terbaik dari 33 tim dengan angka kemenangan terbanyak dan nilai individu tertinggi. Keenam belas tim terbaik ini, akan melaju ke babak eliminasi untuk memilih juara tim nasional (National Champion).

Pada babak eliminasi juga akan dipilih 24 Best Speakers (pembicara terbaik) yang akan masuk pada  tahap Washington Round. Nama Washington Round digunakan sebagai bentuk dedikasi untuk menghormati tuan rumah WSDC 2008. Dalam tahap ini, 24 Best Speakers akan dibagi menjadi delapan tim. Mereka akan berdebat sebanyak tiga ronde untuk merebut posisi sembilan pembicara terbaik sebagai kandidat tim Indonesia pada WSDC (World Schools Debating Championship).

Format debat yang digunakan dalam ISDC mengadaptasi dari sistem debat internasional, yaitu World Schools Style. Sistem ini merupakan sebuah sistem debat yang dirancang khusus untuk siswa SMA oleh penemu-penemu debat sejak 20 tahun lalu. World Schools Style menghendaki tiap timnya terdiri dari tiga pembicara yang masing-masing akan diberikan waktu selama delapan menit untuk berbicara sebanyak satu kali.

 Selanjutnya giliran Replay Speaker (pembicara penutup) yang menyimpulkan secara keseluruhan isi materi debat itu sendiri selama empat menit. Pihak lawan juga disediakan waktu untuk memberikan instrupsi tidak lebih dari 15 detik. Intrupsi bisa dalam bentuk kalimat atau pertanyaan. Pembicara dari masing-masing tim diberikan hak untuk menerima atau menolak intrupsi dari pihak lawan, tergantung dari nyaman tidaknya Ia menerima intrupsi itu. Jika merasa nyaman, akan diterima dan mempersilahkan pihak lawan memberikan instrupsi. Tapi jika tidak, Ia akan menyuruh duduk pihak lawan.

Santi mengatakan, topik yang dibahas adalah isu-isu yang sedang aktual dan hangat diperbincangkan. ACT sudah mempersiapkan empat topik (Prepared Motion) yang akan diperdebatkan yaitu Global Warning (lingkungan), Pemilu Indonesia 2009 (politik), Hak Paten tentang kesenian dan budaya Indonesia (hukum), dan hubungan ASEAN dengan Myanmar. Selain itu, juga diberikan topik yang sifatnya mendadak (Impromptu Motion), yang diberikan 30 menit sebelum debat dimulai.

“Dikatakan prepare motion, karena membutuhkan research yang lebih mendalam. Kita sudah menginformasikan empat topik ini pada saat mereka mempersiapkan diri di provinsi. Dengan begitu diharapkan peserta memiliki waktu yang lebih banyak untuk research.” Ujar Santi.

Tim juri yang akan menilai terdiri dari 30 orang. Tiap ronde debat akan dinilai oleh tiga orang juri. Seorang juri boleh menilai lebih dari satu kali perdebatan dan menilai tim yang sama lebih dari satu kali. “Sebelum menilai, tim juri harus melalui proses akreditasi juri terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan kalau mereka memiliki pengalaman yang baik sebagai seorang juri dan mengerti tentang debat.” Tambah Santi.

Secara keseluruhan ACT ingin mengemas lomba debat yang kompetitif dan edukatif, dengan tidak meninggalkan konsep have fun. “Semoga terpilih speaker terbaik yang akan mewakili Indonesia ke Washington. Dari acara debat ini, diharapkan siswa mendapatkan lebih dari sekedar pengetahuan dan pengalaman tentang debat.” Harap Santi.


Sumber: http://www.dikmenum.go.id/index.php?page=11&entr=134 />Teks & Foto :rnd
 
Berita Berita Populer Lainnya