Pra UN Dikomentari Pakar

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Rabu, 05 Maret 2008 14:35:25 Klik: 1893

Pelaksanaan Pra UN 2008 dikomentari para pakar pendidikan. Bergam pendapat dikemuka secara arif bijaksana. Tak hanya omong dan kritik doang, mereka yang berkomtar juga memberikan solusi tentang kekurang dalam pelaksanaan try out jelang UN 2008 ini. Berikut pendapat mereka yang dikutip dari Padang Ekspres

Suparno: Pelaksanaan Pra UN Tidak Efektif
 
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Prof DR Suparno MS menilai pelaksanaan pra ujian nasional (UN) tidak lah efektif. Menurutnya tujuan utama dari pra UN belumlah tercapai.
 
“Semestinya kegiatan pra UN adalah untuk mediagnosa hasil pembelajaran yang telah dilakukan guru. Jadi guru harus memantau apakah semua tujuan pembelajaran yang diberikan kepada siswa telah tercapai,” ucap dosen Pascasarjana UNP ini di ruangannya kemarin.
 
Hasil yang telah didapatkan dari pra UN, kata Suparno sejatinya harus dideteksi oleh guru. Kemudian hasil itu dikelompokkan menjadi garis besar materi pelajaran yang harus dilakukan pembahasan ulang (remedial). “Tetapi dalam pelaksanaanya guru belumlah melaksanakan hal itu. Pra UN tidak lebih seperti ujian ulangan biasa. Tidak ada pengkajian mendalam dari guru terhadap hasil pra UN,” terangnya.
 
Hasil pra UN yang tidak mempengaruhi standar kelulusan siswa pun, menurutnya telah melemahkan fungsi dari pra UN itu sendiri. Siswa akan cenderung mengerjakan soal tidak seksama. “Karena toh, hasil pra UN tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka,” katanya
 
Selain itu, Suparno juga mengkritisi pelaksanaan pra UN dan UN. Ia mengatakan UN telah merupakan pembodohan pada masyarakat. “Untuk mencapai lulus seratus persen, sekolah membuat tim sukses UN. Tetapi banyak sekolah yang melaksanakan dengan cara tidak benar. Seperti membocorkan soal pada siswa, memberikan kunci jawaban, menujukkan siswa waktu ujian, serta lainnya,” jelasnya.
 
Fenomena ini menurut Suparno, disebabkan efek domino dari UN. Kepala sekolah tentu tidak mau nilai UN siswanya jeblok. Mereka bisa dipecat karenanya. Kepala dinas pun tidak mau hasil UN siswa di daerahnya jeblok. Karena gubernur, walikota dan bupati ingin memiliki rating yang bagus untuk hasil UN secara menyeluruh. “Ini semua sudah seperti lingkaran, saling terkait. Terutama terkait jabatan,” katanya.
 
Kata Suparno, solusi yang tepat untuk menganti pra UN dan UN adalah menyerahkan penilaian langsung pada guru. Sebab mereka lebih memahami dan mengetahui berapa nilai yang pantas untuk siswanya. “Kalau UN dihilangkan dan penilaian langsung dilakukan guru, coba hitung berapa dana negara yang bisa dihemat,” tanyanya. “Atau apabila sebagaian dari anggaran UN diberikan pada guru, tentu kesejahteraan guru makin meningkat,” lanjutnya lagi. “Tapi sepertinya sulit,” pungkasnya.
 
Guspardi Gaus : Dukung Pra UN, Uji Kesiapan dan Kemapuan Siswa
 
Ketua Komisi IV DPRD Sumbar Guspardi Gaus mendukung pelaksanaan pra Ujian Nasional (UN) tingkat SLTA. Menurutnya, kegiatan ini penting dalam memetakan kemampuan guru dan siswa terhadap masing-masing bidang studi. Sekaligus menjadi referensi merumuskan kebijakan dan strategi sukses UN.
 
”Juga menggenjot motivasi siswa untuk belajar lebih giat karena biasanya soal pra UN lebih sulit dari UN. Jadi saat mengikuti UN yang sebenarnya siswa sudah siap dari segi penguasaan materi pelajaran karena sudah terbiasa dengan soal-soal yang sulit,” ujarnya
 
Selain pra UN lanjut Guspardi dinas maupun pihak sekolah harus mengintensifkan try out bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang handal dan profesional untuk memperkaya materi dan strategis penyelesaian soal-soal. Namun berbagai kegiatan ini harus dilakukan lebih variatif dan  suasana yang santai sehingga psikologi anak tidak terbebani.
 
Karena itu, Guspardi menghimbau segala informasi yang berkaitan dengan UN seperti kenaikan nilai kelulusan, target peringkat dinas dan sekolah harus disampaikan dalam bahasa yang ringan. Informasi itu harus bisa menjadi motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri bukan malahan menjadi beban dan pikiran siswa.
 
Untuk itu, Guspardi menyarankan selain kegiatan yang bersifat pengkayaan materi pokok UN, guru diminta menyiapkan kegiatan yang bersifat refresing dan pematangan psikologis. Salah satunya melalui kegiatan out bond sehingga siswa benar-benar siap dalam menghadapi UN baik secara materi maupun psikologis.
 
Rusda Khairati: Minimal Prestasi UN Sumbar Sama dengan Tahun lalu
 
Anggota Fraksi PBB Rusda Khairati Idrus mengatakan pra UN masih relevan dalam mendorong perbaikan peringkat UN. Namun masih harus diikuti dengan kegiatan belajar tambahan di sekolah dengan pola yang lebih variarif dan santai sehingga tidak membuat siswa stres dan merasa terbebani.
 
Menurutnya, pola-pola pembelajaran dalam ruangan terbuka dan memperbanyak simulasi lebih efektif mempercepat siswa menguasai materi pelajaran. Namun variabel lain seperti lingkungan terutama keluarga sangat menentukan sukses atau tidaknya siswa dalam UN. Mereka diharapkan bisa memberikan memastikan anak belajar pada jam-jam belajar.
 
”Minimal Sumbar harus mampu mempertahankan peringkat UN tahun lalu. Dan masih harus dibuktikan dengan makin banyaknya lulusan yang bisa menembus perguruan tinggi favorit. Jadi tidak sekadar luluas UN saja,” tandasnya. (***)
 
Sumber: Harian Pagi Padang Ekspres
Rabu, 5 Maret 2008
 
Berita Info UN 2008 Lainnya