Berita / Berita Terkini |
Kemampuan Masyarakat Tentang IT Masih Rendah
Oleh wirnadianhar | ||
| ||
Kemampuan Masyarakat Tentang IT Masih Rendah | ||
Klik untuk melihat foto lainnya... | ||
Kemampuan masyarakat menguasai dan mengetahui tentang informasi teknologi (IT) masih rendah. Mengatasi kesenjangan digital dan mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia (MII) 2015, Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika membangun 78 lokasi Warung Informasi (Warmasif) di seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Dirjen e-Business, Joko Agung Riyadi menyebutkan Warmasif di Kota Padang dipusatkan di kantor pos Kota Padang. Joko yang menjadi pembicara dalam Seminar dan Worskhop Warmasif di aula Universitas Putra Indonesia (UPI) Yayasan Perguruan Tinggi Komputer (YPTK), Kamis (14/8) menyebutkan Warmasif dikembangkan sebagai sebuah model pemberdayaan masyarakat dengan menitikberatkan pemberian informasi dan komunikasi dengan melakukan proses pendampingan.
Dijelaskannya, Warmasif dilengkapi satu unit server, empat unit PC, satu unit printer, satu unit scanner dan satu unit camera digital, koneksi ke internet dan program aplikasi e-ukm (usaha kecil menengah), program aplikasi layanan kesehatan online dan aplikasi perpustakaan digital. Melalui Program Warmasif (CAP), katanya, diharapkan masyakat pedesaan, generasi tua, muda dan anak-anak sekolah menjadi melek internet dan berbagai teknologi yang sudah menjadi hal yang biasa untuk mengakses informasi di perkotaan. Warmasif, jelas Joko merupakan suatu model pengembangan Community Access Point (CAP) yang merupakan salah satu dari tujuh program yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. Dimana hingga akhir tahun 2008 Direktorat e-Business, Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika, Departemen Komunikasi dan Informasi akan mengembangkan sebanyak 78 Warmasif yang ditempatkan di lokasi Bisnis unit kantor Pos setempat dan dikelola oleh Kantor Pos Indonesia. Kegiatan pokok Warmasif meliputi, kegiatan sosial yang disebut program informasi-komunikasi yang merupakan kegiatan pendidikan masyarakat dalam bentuk pendampingan kelompok (infomibilisasi). Kemudian kegiatan layanan komersial yaitu menjual “jasa” penggunaan alat komunikasi, informasi dan jasa. Yang tersedia lainnya di Warmasif, seperti penggunaan tiga aplikasi (e-UKM, pustaka digital, dan layanan informasi kesehatan online) untuk masyarakat umum. Berbeda dengan Warnet dan Wartel yang bersifat bisnis sepenuhnya— pengelolaan Warmasif di samping menjual jasa penggunaan alat komunikasi, internet juga berperan sebagai pusat kegiatan pendidikan masyarakat (sosial). “Warmif bisa menjadi pendamping kelompok melalui pendekatan komunikasi dalam upaya mewujudkan masyarakat berbasis informasi,” kata Joko. (ren) Sumber : Pos Metro, edisi Jumat / 15 Agustus 2008 | ||
Berita Berita Terkini Lainnya | ||
|