Idul Fitri, Sumbar Ikut Pemerintah Pusat

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh wirnadianhar
Sabtu, 27 September 2008 04:50:51 Klik: 3872
Idul Fitri, Sumbar Ikut Pemerintah Pusat
Klik untuk melihat foto lainnya...

Penetapan 1 Syawal 1429 Hijriah di Sumatra Barat masih menunggu ketentuan dari pemerintah pusat. Pemerintah Provinsi Sumbar sendiri akan ikut penetapan itu, sama seperti penetapan 1 Ramadan 1429 Hijriah. Di Sumbar sendiri kata Gubernur Sumbar, H. Gamawan Fauzi kepada wartawan di Padang, Jumat (26/9) Pemprov Sumbar telah melakukan kesepakatan bersama dengan seluruh ormas Islam terdiri dari MUI, NU, Muhamadiyah dan lainnya untuk melaksanakan Salat Idul Fitri pada hari yang sama

Tapi kalau kemudian masih ada kelompok-kelompok tertentu yang menyelenggarakan salat lebih dulu atau terakhir dari ketentuan pemerintah silahkan saja, tapi tidak kita fasilitasi,” ujarnya. Apa yang dilakukan kelompok tertentu itu lebih kepada keyakinan. Pemerintah sendiri tidak bisa memaksakan keyakinan tersebut untuk mematuhi ketetapan dari pemerintah. Apalagi, di tanah suci kelompok-kelompok semacam itu juga ada. “Hanya mereka tidak diberi mic atau alat pengeras suara,” terang gubernur.

Gubernur sendiri sangat berharap kelompok-kelompok seperti nasabandiyah di Limau Manis dan Satariyah di Ulakan, Padang Pariaman dan Koto Tuo, Kab. Agam bisa ikut serta bersama-sama serentak merayakan Lebaran. Namun, semuanya terpulang kembali pada keyakinan yang dianut kelompok-kelompok itu dan keyakinan harus dihormati.

Tenang
Akan halnya makna Lebaran baginya sangat besar. Suatu hari istimewa setelah berpuasa satu bulan lamanya. Kepada masyarakat diminta dirayakan secara sederhana, karena yang terpenting adalah makna kemenangan di hari nan fitri itu.

Bila dibandingkan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, jelang Lebaran tahun ini dalam pandangan Gamawan terasa lebih syahdu dan indah. Ketenangan yang tercipta selama Ramadan sangat luar biasa. Termasuk tidak adanya gejolak harga di Pasar Raya Padang. “Entah itu karena liburan yang cukup panjang atau gimana, yang pasti ramadan ini sangat tenang. Tidak ada gejolak dan harga biasa-biasa saja,” sebut gubernur. Terhadap ketiadaan gejolak harga ini gubernur memperkirakan itu sebagai bagian dari kehatian-hatian dari masyarakat dalam berbelanja. Sebab, dampak tingginya harga BBM dan fluktuasi harga lainnya sebelum ramadan membuat masyarakat harus lebih berhemat.

Di rumahnya sendiri, gubernur juga sangat merasakan keteduhan dan kesyahduan ramadan dan Lebaran. “Di rumah saya saja, sekarang belum ada kue-kue atau aroma kue. Kalau Lebaran-Lebaran sebelumnya sudah banyak,” sebutnya mencontohkan. o104

Sumber : Singgalang edisi : Sabtu / 27 September 2008

 
Berita Berita Terkini Lainnya