Peran Pengawas Sekolah Kurang Optimal

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh cop anhar
Sabtu, 06 Februari 2010 10:41:46 Klik: 4260
Peran Pengawas Sekolah Kurang Optimal
Klik untuk melihat foto lainnya...

JAKARTA — Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Djalal menyatakan perlunya revitalisasi peran pengawas sekolah. Alasannya, para pengawas sekolah adalah orang pertama yang mengawasi kinerja kepala sekolah.

“Hubungan antara pengawas sekolah dengan kepala sekolah dan guru saat ini nampaknya belum sekohesif yang diharapkan,” ungkap Fasli usai peluncuran Program Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2010 di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Jakarta, Sabtu (30/1).

Lebih lanjut Fasli menyebutkan, ada tiga macam pengawas, yakni pengawas guru kelas di sekolah dasar, pengawas bidang studi di sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), serta pengawas sekolah manajemen sekolah. “Idealnya pengawas itu kalau pengawas bidang studi diambil dari guru-guru yang jago-jago. Kemudian dilihat, dipilih, dan dinilai cukup matang lalu dibuatkan SK pengawas guru bidang studi,” jelasnya kepada 600 peserta kepala sekolah dan pengawas sekolah yang hadir di tempat tersebut.

Menurutnya, pengawas secara fungsional lebih berperan dibandingkan pegawai-pegawai di dinas-dinas, kasi, dan kasubdin. “Pengawas harus mampu memahami apa yang diperlukan di dalam menilai kinerja secara akademik ,manajerial, dan enterpreneurial dari seorang kepala sekolah,” imbuhnya seraya menambahkan, kepala sekolah juga harus diberikan kebebasan sebagai manajer pendidikan. “Mereka tidak boleh dikooptasi oleh birokrasi,” lanjutnya.

Dijelaskan, cara yang tepat untuk dilakukan adalah berani memisahkan mana yang dapat  masuk birokrasi dan mana yang otonomi di tingkat sekolah. Hal ini , terang dia, cukup diawasi oleh komite sekolah dan profesinya. Profesi yang dimaksud di sini adalah kepala sekolah dan profesi pengawas.

Dari data di Kementrian Pendidikan Nasional, saat ini terdapat 250 ribu kepala sekolah dan 25 ribu pengawas sekolah di seluruh Indonesia. Selama tahun 2009 sampai sebelum 100 hari program kerja Mendiknas, lebih dari 19.000 kepala sekolah menjalani pelatihan kompetensi. “Sasaran kita pada tahun 2014 tidak ada kepala sekolah yang tidak kita kenal kompetensinya. Mereka harus melakukan pemberdayaan terus menerus,” tukasnya. (cha/jpnn)

Sumber : JPNN.com / 30 Januari 2010

 
Berita Berita Populer Lainnya