MENINGKATKAN SOFT SKILL SISWA SETELAH MENGIKUTI PRA UJIAN NASIONAL

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh 10303508
Senin, 16 Januari 2012 19:09:09 Klik: 3998

 Siswa tingkat menengah (SMP dan SMA) tahun pelajaran 2011/2012 baru saja selesai mengikuti Pra Ujian Nasioan (Pra UN) . Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Barat melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk mengukur sejauh mana tingkat kesiapan siswa dan sekolah  untuk menghadapi Ujian Nasional tahun pelajaran 2011/2012. Hasil pra UN akan dapat memberikan gambaran tingkat penguasaan materi UN siswa. Hasil pra UN sebaiknya dianalisis dan dijadikan sebagai bahan dalam merancang program sukses UN dimasing-masing sekolah. Setiap sekolah diharapkan  mempersiapkan diri dengan membuat program kegiatan bimbingan dan pemantapan kepada siswa.

Hasil Pra UN hendaknya jangan menjadi kabar pertakut bagi siswa. Hasil pra UN tidak boleh menjadikan siswa semakin tidak percaya diri setelah mengetahui prestasinya pasca Pra UN.  Atau sebaliknya bagi siswa yang kebetulan memperoleh hasil yang memuaskan jangan menbuatnya berpuas diri, sehingga menganggap enteng ujian Nasional. Kalau itu yang terjadi tentu akan mengkawatirkan. Sebab sasaran dan target dilaksanakannya pra UN tidak akan tercapai dengan baik.

Suatu hal yang lumrah terjadi, ketika akan menghadapi Ujian Nasional biasanya tensi ketegangan menghampiri diri siswa. Kekhawatiran dan takut tidak lulus UN menyelimuti pemikiran siswa. Orang tua dan sekolah juga tidak luput dari rasa khawatir dan takut siswanya tidak lulus ketika menghadapi UN. Hal ini sebenarnya adalah sesuatu yang wajar yang bisa saja dialami oleh siapapun. Oleh karena itu, disini soft skill atau kecerdasan emosional seseorang akan sangat berperan.

Ketika sekolah sibuk mengasah hard skill siswa dengan membuat program bimbingan yang berisikan berbagai materi UN dan latihan soa-soal UN, hal yang tak kalah penting adalah melatih soft skill siswa. Hard skill berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan ilmunya. Sedangkan soft skill adalah keterampilan sesorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill) yang mampu mengembangkan unjuk kerja maksimal (Dennis E. Coates). Soft skill disebut juga sebagai keterampilan lunak berupa sifat-sifat atau karakter positif yang terinternalisasi dalam diri seseorang.

Soft skill erat kaitannya dengan kecerdasan emosional. Dani Ronnie (2006:96) menghatakan bahwa kecerdasan emosional, secara sederhana dapat dikatakan sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri (self awareness) dan orang  lain (empathy). Soft skill menjadi faktor kunci terhadap kesuksesan seseorang. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kesuksesan seseorang 80 persen ditentukan oleh soft skill (kecerdasan emosional) sedangkan kemampuan intelektual hanya 20 oersen saja. Dengan demikian berkaitan persiapan pasca Pra UN peningkatan soft skill siswa menjadi hal yang sangat penting. Persiapan pasca pra UN tidak hanya berkaitan dengan bagaimana siswa menjawab sejumlah pertanyaan pada Lembaran Jawaban Komputer (LJK), tetapi juga berkaitan dengan kesiapan mental (soft skill) siwa.

Berikut ada beberapa soft skill yang dapat tanamkan kepada siswa pasca menghadapi pra Ujian nasional, sebagai persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional yang sesungguhnya.

Pertama Ulet dan sungguh-sungguh. Hasil yang baik akan ditentukan oleh sejauhmana keuletan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Jika suatu kegiatan dilaksanakan secara asal-asalan, maka hasilnya pasti tidak akan optimal. Oleh karena itu sifat ulet dan sungguh-sungguh sangat penting ditanamkan kepada siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan sesuatu pekerjaan, seseorang kadang-kadang dihadapkan pada tantangan dan hambatan baik dari dalam diri maupun dari luar. Ada rasa malas, kurang motivasi atau kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Disinilah pentingnya keuletan dan kesungguhan perlu diterapkan sehingga semua tantanngan apapun akan dapat diselesaikan secara porposional tentunya dengan hasil yang memuaskan.

Kedua, kerja keras dan menghargai waktu. Sebuah kesuksesan membutuhkan kerja keras. Tidak ada keberhasilan yang diperoleh dengan berpangkun tangan. Sukses tidak datang dengan sendirinya. Sukses butuh cucuran keringat dan pengorbanan. Orang yang suka kerja keras akan sangat menghargai waktu. Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu, sebaliknya akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, sehingga mengahasilkan karya terbaik. Dengan demikian sukses hanya lah milik orang yang mau bekerja keras dan menhargai waktu.

Ketiga, inisiatif dan kreatif. Seseorang yang ingin sukses tidak terlalu bergantung kepada arahan pihak lain. Dia akan memilki inisiatif dan kreativitas. Dia akan merasakan kesuksesan sebagai sesuatu kebutuhan bukan paksaan dari pihak lain. Begitupun siswa yang ingin sukses, dia akan memiliki inisiatif dan kreaktivitas untuk mau belajar, baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Secara umum barangkali hal ini yang belum tampak pada siswa, mereka kadang-kadang mau belajar karena dipaksa-paksa dan diawasi guru dan oranng tua.

Keempat. Kerjasama. Disamping sebagai individu, manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain ketika menghadapi kesulitan. Oleh karena itu manusia tidak bisa egois, harus mau hidup bermasyarakat, dan membagun solidaritas dengan sesama. Berkaitan dngan persiapan UN, siswa barangkali bisa saja menghadapi kesulitan ketika belajar sendiri, oleh karena itu dia perlu untuk meminta bantuan guru atau teman-teman untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya. Siafat kerjasama akan menanamkan kepada siswa untuk mau saling membantu karena kesuksesan yang hakiki adalah ketika seseorang dapat bermanfaat bagi yang lain. Tentunya bekerjasama yang dimaksud disini adalah kerja sama yang positif, bukan kerja sama pada saat mengahadapi ujian.

Kelima, tanggungjawab. Pasca pra ujian nasional, biasanya guru memberikan tugas  kepada siswa untuk mengerjakan buku latihan soal-soal UN. Tugas tersebut selain untuk pengayaan di sekolah, juga juga siswa diminta untuk mengerjakannya di rumah. Untuk itu siswa perlu memiliki rasa tanggungjawab untuk mengerjakan soal-soal latihan tersebut, dan jika menghadapi kesulitan bisa meminta bantuan guru atau teman sejawat. Rasa tanggungjawab disini amat penting dalam menopang keberhasilan siswa menghadapi ujian.

Keenam, optimis dan percaya diri. Sikap optimis menjadi tenaga yang luarbiasa bagi seseorang dalam mencapai kesuksesan. Tidak dapat dipungkiri ketika akan menghadapi UN muncul kekhawatiran tidak lulus. Dan ketika ada yang tidak lulus, siswa tidak siap mental sehingga muncul berita di media ada siswa yang mencoba bunuh diri karena malu dan patah semangat. Kalau itu terjadi tentunya yang rugi bukan siswa itu sendiri tetapi dunia pendidikan punakan tercoreng. Oleh karena itu apapun hasilnya ketiak suatu pekerjaan diawali dengan optimesme dan percaya diri yang tinggi tentuanya akan membuahkan hasil yang maksimal. Apapun hasilnya akan dapat diterima secara ikhlas dan penuh semangat.

Ketujuh, jujur. Sebagaimana tiap tahunnya pelaksanaan UN terkadang diwarnai oleh penyimpangan sebagaimana yang dilansir oleh berbagai media. Antara lain tersebarnya kunci jawaban di kalangan siswa walaupun kadang-kadang kunci jawaban palsu. Karena itu, sifat jujur sangat penting untuk ditekankan kepada siswa. Jangan sampai untuk mengerjar kelulusan siwa mengorbankan kejujuran. Prestasi yang diperoleh dengan mengorbankan kejujuran tentunya tidak akan bermakna dan membanggakan, justru akan membohongi diri sendiri. Tegakkan lah kejujuran dikalangan siswa sehingga prestasi yang diperoleh siswa sesuai dengan kemampuannya.

Kedelapan, tawakkal. Ketika semua usaha dan persiapan sudah dilaksanakan, maka kita tinggal berdo’a dan bertawakkal kepada Sang Maha Pencipta. Kita sebagai manusia hanya bertugas untuk mengoptimalkan ikhtiar. Hasilnya serahkan kepada Yang Maha Penentu. Semua usaha yang kita lakukan akhirnya bermuara kepada takdir dan ridha Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya saja kita harus yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik  kepada kita, dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya.

Menyadari pentingnya menyiapkan siswa paska pra ujian nasional, hendaknya sekolah memiliki program pembinaan siswa yang terukur dan terarah. Program dimaksud selain program belajar tambahan dan latihan/try out bagi siswa, tetapi mental dan emosional siswa menjadi bagian yang sangat penting juga disiapkan.  Betapa hebatpun  persiapan siswa secara meteri pembelajaran (hard skill) kalau tidak diiringi dengan persiapan psikologis siswa tentu tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan. Perasaan stress, rasa takut, cemas yang berlebihan merupakan bagian yang perlu dikelola secara propesional. Kiranya program soft skill perlu diterapkan disekolah. Aplikasi kegiatan ini bisa bekerjasama dengan guru bimbingan konseling atau bekerja sama dengan lembaga Pergurua Tinggi yang ahli dalam mengatasi masalah psikologis siswa. Delapan poin soft skill yang diuraikan diatas semoga dapat menjadi solusi dalam mempersiapkan siswa paska mengahadapi para UN untuk mengikuti Ujian Nasional yang sesungguhnya.

 

 oleh: SUINDRA, SMPN 1 Padang

 

 
Berita Artikel Lainnya